Bagi orang jawa istilah sakit dablaken sudah akrab di telinga mereka,saya yang belum berpengalaman sebagai orang tua tentunya bingung harus berbuat apa jika anak tersayang mengalami sakit tersebut.Hari sabtu,tanggal 12 anakku terserang sakit panas,mulanya biasa aja,ah paling-paling besok juga sembuh,pikirku.

Ternyata,perkiraanku meleset jam 1 dini hari suhu badan anakku meningkat tajam dari 37° menjadi 39°.Bingung sekeluarga harus berbuat apa,sementara Hersya menangis tanpa henti,yang bisa kami lakukan hanya menggendong bergantian sampai matahari terbit,istriku kelihatan lelah dan mengantuk,karena dialah yang berupaya keras menenangkan anak kami.
Sementara Hersya tidak bisa tidur tenang,kami berupaya cari obat kesana kemari padahal hari itu hari minggu dan banyak apotik tutup,untuk sementara kami beri kelapa muda,berharap kesembuhan segera menghampiri Hersya,kami tunggu dua-tiga jam ternyata harapan kami sia-sia,Sanmol pun jadi harapan kami selanjutnya,biasanya setelah setengah jam minum,pasti suhu badan Hersya akan kembali normal.Ternyata sia-sia juga.Dan seharian dilalui Hersya dengan tangisan.
Sorenya Hersya kami bawa ke RS Aisyiah,kami hanya diberi obat antibiotik saja.Dan kami sangat berterimakasih,karena obat tersebut Hersya agak berkurang rewelnya.Dan kami disuruh kembali kontrol 2 hari kemudian.
Kejadian yang menyedihkan dan tidak terduga akhirnya menimpa Hersya.Sekujur kulit Hersya mulai mengeluarkan bintik-bintik merah.Panas juga makin tinggi,Hersya tiap jam menangis sejadi-jadinya,mungkin tidak kuat dengan panas yang mendera.Istriku hanya menangis dan memintaku untuk berbuat sesuatu,aku bingung padahal menurut orang tua dablaken hanya berlangsung 2-3 hari pasti reda.Dan yang sangat menyedihkan wajah Hersya seperti terbakar.Akhirnya,selasa sore tanggal 15 kami ke dokter spesialis anak,dan rekomendasinya harus segera diopname.
Setelah konsultasi beberapa saat dengan dokter,kami memetuskan untuk opname di RS Wahyu Tutuko.(bersambung)
Read more...