Suhu panas yang belum reda membuat kami gelisah,dengan bergegas kami langsung membawa Hersya anak kami menuju RS Wahyu Tutuko.Setelah sampai,dengan cekatan para perawat melakukan pertolongan pertama,tidak begitu lama jarum infus sudah menancap ditangan Hersya dengan diiringi tangis kesakitan,ah mudah-mudahan deritamu berlalu anakku,bisikku.
Kami memang jarang sekali mendengar Hersya menangis sebelum dia menderita panas seperti ini.
Jam menunjukkan pukul enam petang,maafkan kami Tuhan kewajiban kami untuk sholat Maghrib dengan terpaksa tidak bisa kami tunaikan karena keadaan yang memang tidak memungkinkan untuk meninggalkan anak kami.
Hersya bisa tertidur lelap malam ini,sementara istriku dengan mata sembab menunggui disampingnya.Sejam kemudian perawat datang untuk mengecek suhu anakku.38°,belum juga turun,sementara wajahnya dipenuhi luka membiru seperti habis terkena air panas.
Rabu 16 Juli,pagi sekali Hersya diambil sampel darahnya dan hasilnya bisa diketahui 2 jam kemudian,kami tidak sabar untuk mengetahui hasilnya.Siangnya kami bertemu dengan dokter jaga untuk menanyakan hasil tes darah tadi pagi.Dari beberapa tes,hanya infeksi yang menunjukan positif lainnya negatif.
Pagi sampai siang dilalui Hersya tanpa banyak rengekan.Jam satu siang,Hersya mulai menangis,entah apa yang dikeluhkan.Semakin lama semakin menjadi tangisnya,kami bergantian menggendong tanpa sanggup untuk bisa menghentikan tangisnya.Kami benar-benar bingung dibuatnya,segala cara telah dilakukan,tapi semua tanpa hasil.Akhirnya sejam kemudian tangisnya berhenti,dengan kelelahan akhirnya dia tertidur digendongan ibunya,kami berpikir dan menduga mungkin rasa sakit diwajahnya kambuh,mungkin juga reaksi antibiotik yang disuntikkan ke tubuhnya.
Sorenya kami mulai melihat tanda-tanda pergantian kulit ditubuhnya,dimulai dari punggung sebagian sudah mulai menghitam dan mengelupas.Inikah yang dinamakan Jablaken..? Kami membiarkan proses itu terjadi,kami takut terjadi infeksi jika kami mengutak-atik punggung si Hersya.Malam inipun dilalui Hersya dengan terlelap,suhu badannya sudah menunjukkan penurunan tidak seperti malam kemarin.
Kamis 17 Juli, kulit yang mengelupas meluas,leher dan pantat,mata Hersya yang kemarin membiru juga mulai mengering,hari ini Hersya mulai bisa melek sempurna.Untungnya hari ini dilalui dengan banyak tidur,kami memakluminya,mungkin hari ini adalah puncak kantuknya setelah 5 hari berjuang melawan panas dan perih.Dan sesekali kami juga tertidur karena saking ngantuknya.
Jumat,18 Juli.Banyak kemajuan yang terjadi.Wajah Hersya 75% sudah sembuh ,pas dengan jam kontrol dokter (setiap pagi dokter rutin mengontrol pasien) kami menanyakan apakah bisa anak kami pulang hari ini.Dokter meminta kami untuk bersabar sehari lagi,kemudian kami berpikir,jika itu yang terbaik,mengapa tidak.
Seharian dilewati dengan rengekan minta disuapi makan.Baru kali ini aku melihat anakku makan dengan lahap,biasanya dia selalu angin-anginan bila disuapi ibunya.Kami bersyukur akhirnya Hersya bisa sembuh dengan waktu yang tidak kami duga sebelumnya.
Sabtu pagi,kami bersiap menunggu kedatangan dokter,kami berharap bisa pulang hari ini,karena kami lihat wajah Hersya sudah sepenuhnya kembali normal,sementara bagian lain juga sudah mengelupas dan berganti kulit.tak begitu lama dokter datang juga,kami konsultasi beberapa saat,akhirnya dokter megatakan bahwa Hersya sudah sembuh dan kami bisa pulang.
Tidak butuh waktu lama untuk mengemasi barang-barang kami,sambil menunggu penyelesaian administrasi.Akhirnya kami bisa pulang dengan hati lega dan berdoa mudah-mudahan Tuhan memberikan kesehatan selalu,Amin.
Read more...